“Seperti orang gila menembakkan panah api, panah dan maut, demikianlah orang yang memperdaya sesamanya dan berkata: “Aku hanya bersenda gurau.” (Amsal 26:18-19)
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, mem·per·da·ya adalah sebuah kata kerja yang memiliki arti melakukan tipu muslihat; menipu. Contoh: seorang pemain berhasil memperdaya kiper dan mencetak gol.
Dibutuhkan keahlian / kecakapan tentang sesuatu untuk seseorang bisa memperdaya orang lain.
Tapi Firman Tuhan dengan tegas melarang kita untuk memperdaya orang lain. Jangan gunakan ketampanan, keahlian, kepintaran, kecakapan atau bahkan kekurangan kita untuk memperdaya sesama kita.
Tapi gunakan semua talenta dan karunia kita untuk membantu dan memperlengkapi orang lain, sehingga nama Tuhan dipermuliakan melalui hidup kita.
“dan supaya dalam hal-hal ini orang jangan memperlakukan saudaranya dengan tidak baik atau memperdayakannya. Karena Tuhan adalah pembalas dari semuanya ini, seperti yang telah kami katakan dan tegaskan dahulu kepadamu.” (1 Tesalonika 4:6)